Senin, 27 Oktober 2008

AURA DALAM KOSMOLOGI ISLAM

Pernah dengar tentang kata-kata Aura? bagi yang asing dengan aura inilah tempatnya untuk memahami lebih lanjut dan mengerti definisi aura.
berikut dibawah ini adalah tulisan dari Guru Besar MK Al Mukarramah, Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy'ari tentang AURA.

dan penjelasan mengenai AURA lebih detail akan dibahas dalam sebuah buku, TERAPHY KOSMIK QAF, yang didalamnya mengupas segala macam teknik pengobatan baik itu ilahiah maupun alamiah. dan teknik pengobatan ini untuk umum, jadi nantinya masyarakat bisa mengobati penyakitnya sendiri atau penyakit keluarganya, anaknya, pendek kata menjadi dokter sendirilah gitu...

kebayang tidak, berapa biaya untuk pengobatan sekarang ini? berapa obat untuk sakit jantung, sakit ginjal, dan masih banyak penyakit gawat-gawat yang ada sekarang ini?? jika yang sakit itu orang kaya tentunya tidak menjadi masalah dana seberapun itu...bagaimana jika yang sakit adalah orang tidak punya?? disinilah nanti akan terbit buku TERAPHY KOSMIK QAF. suatu teraphy yang sangat ampuh melalui media ilahiah dan alamiah.

silahkan simak tulisan Guru Besar MK Al Mukarramah, Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy'ari tentang AURA DALAM KOSMOLOGI ISLAM,jika ada pertanyaan silahkan kirim email ke : abdullah.rawammi@gmail.com

AURA DALAM KOSMOLOGI ISLAM

Aura Islami adalah merupakan pantulan dari sisi luar pancaran cahaya langit dan bumi, yang mengkristal secara batin dan terpendam dalam jiwa manusia. Cahaya Aura Islami tidak menyilaukan mata, bahkan sebaliknya ia akan dapat menyejukkan dan menentramkan batin orang yang pada dasarnya memiliki kepekaan sensual dan sedap dipandang mata bagi orang lain yang memandangnya.
Sedangkan kehebatan lain dari cahaya Aura Islami itu sendiri tidak terlepas dari aneka warna memukau yang melambangkan kesempurnaan ciptaan Tuhan dan aspek lain dari jiwa Nabi Muhammad SAW, Yang merupakan suatu teofani dan refleksi dari ketakterbatasan kekayaan khazanah Tuhan yang tercipta setiap saat tanpa pernah kehabisan kemungkinan-kemungkinannya yang tampak sebagai refleksi duniawi dari keadaan surgawi.

Maka aneka warna hasil polarisasi cahaya Aura Islami melambangkan manifestasi yang Esa dalam yang banyak, serta kebergantungan yang banyak kepada yang Esa. Setiap warna dari cahaya Aura Islami melambangkan keadaan dan cahayanya sendiri, tanpa cahaya yang terbatas hanya pada warna tertentu. Apabila aneka warna dianggap melambangkan keadaan dan tingkatan eksistensi kosmik, maka warna Aura Islami pun merupakan simbol dari wujud dan simbol sumber seluruh eksistensi yang senantiasa berhubungan dengan kehadiran Tuhan dan inteligensi kosmik yang juga bersinar di dalam diri manusia.

Dan merupakan sarana untuk menyadari keberadaan Yang Maha Esa, melalui cahaya yang bersinar di seluruh kosmos dari pusat Axis mundi (cahaya keberkahan) yang tidak di timur maupun di barat. Aura Islami itu sendiri adalah suatu pancaran sinar (cahaya) yang mengalami proses penghalusan berkali-kali dan sebagian sinarnya melingkupi makrokosmos (alam semesta atau jagat besar) dan sebagiannya lagi melingkupi mikrokosmos (manusia atau jagat kecil), pancaran sinar Aura Islami ini ada yang aktif dan ada pula yang non aktif baik pada alam semesta maupun pada diri manusia.

Daya aktif Aura Islami atas alam semesta akan tampak terlihat nyata dan jelas pancaran sinarnya (transparan) sedangkan daya aktif Aura Islami atas diri manusia tidak begitu jelas terlihat (hanya berupa uap tipis)

Pancaran sinar Aura Islami terbagi menjadi dua bagian :

1. Sinar Aura Puraka (menarik - menyedot)

Jenis Aura Islami yang dimaksud ini (Aura Islami puraka) setiap saat dapat dilihat oleh mata lahir, dengan menggunakan peralatan medis dalam bentuk pengambilan kamera foto dengan resolusi yang tinggi, atau dengan pandangan mata lahir seseorang yang sudah terlatih dengan baik, sehinggga ia akan dapat mengetahui jika seseorang itu mengidap suatu penyakit atau tidak, dengan hanya mengetahui atau melihat warna aura yang terdapat (yang keluar) dari tubuh manusia.

Aura jenis ini akan terlihat berupa uap atau kabut tipis yang melingkari atau menyelimuti seluruh bagian tubuh eksternal (luar) dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Jenis aura ini selalu aktif dalam tubuh manusia, sedangkan polarisasi warna aura ini tipis dan tebalnya tergantung pada kondisi tubuh manusianya.

Dan jika seseorang sedang sehat lahir batinnya, maka pancaran sinar auranyapun akan menebal dan jelas terlihat dengan menggunakan peralatan medis tadi. Akan tetapi bila seseorang itu dalam kondisi tubuh yang kurang sehat (sakit) baik lahir maupun batinnya, maka sinar auranya akan terlihat redup - tipis dan samar. Jenis aura ini dimiliki oleh pria maupun wanita dengan kadar yang seimbang.

Jenis polarisasi warna aura puraka terdiri dari: warna merah - kuning - hijau - biru dan putih. Polarisasi warna aura ini memiliki warna-warna muda, mendekati warna pastel. (Mengenai keterangan jenis aura puraka ini, Insya Allah dunia paramedis lebih mengerti dan lebih paham).

2. Sinar Aura Resaka (mengeluarkan - membangkitkan)

Sinar aura resaka adalah suatu pancaran sinar yang bersifat ilahiah, mistis dan sakral yang dapat menimbulkan daya pesona - daya tarik dan kharismatik bawaan lahir pada setiap diri manusia. Aura jenis ini tidak dapat dilihat oleh peralatan yang paling canggih sekalipun.

Jenis aura ini akan sangat bermanfaat dan banyak membantu manusia di dalam kehidupannya sehari-hari, baik di dalam pergaulan antar manusia dalam pekerjaan, dalam karir atau jabatan, dalam berbagai bidang usaha dan dalam mendapatkan pasangan hidup (jodoh atau hitbah) serta dapat menimbulkan daya pesona yang kuat memikat bagi lawan jenis. Jenis aura ini terdapat pada alam semesta dan di dalam diri manusia (pria dan wanita) dengan jumlah kadar persentase yang berbeda satu sama lainnya.

Pancaran sinar aura resaka pada alam semesta sebanyak 60%, pada manusia 40%. Sedangkan untuk manusia dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni Pria 10% (untuk pria 5% terletak pada seluruh wajahnya sampai kepala dan 5% lainnya terletak pada pangkal leher atau tulang punggung atas sampai tulang kaki) untuk wanita 30% (20% terletak pada bagian wajahnya sampai kepala. 7% terletak pada pangkal leher atau tulang punggung atas sampai pelvis, tulang pinggul yang mencakup pantat dan vagina. 3% terletak dari paha sampai ujung kaki. Dan pancaran halus sinar aura wanita 20% yang terletak pada wajah sampai tulang punggung, pangkal leher dibagi lagi menjadi 4 bagian 5% pada mata, 5% pada hidung, 5% pada mulut dan 5% nya lagi pada seluruh dasar wajah dari dahi sampai dagu).

Maka kesimpulannya pancaran halus sinar aura pada diri manusia itu menjalar dan melingkupi seluruh tubuhnya, dari ujung kepala (tulang cranial) sampai ujung kaki (tulang kaki). Sedangkan 20% aura wanita yang terletak pada wajahnya terdiri dari otot wajah yang melekat pada 3 lapisan kulit wajah, yakni Epidermis, Dermis dan Hypodermis yang akan memberinya elastisitas dan ketahanan, sehingga ia akan dapat atau bisa mengekspresikan perasaannya, seperti tersenyum, tertawa, cemberut (ngambek), saat ketika sedang marah dan sebagainya.

Kesemuanya ini atau saat-saat kondisi seperti inipun jika auranya sedang aktif maka yang akan tampak terlihat oleh orang lain atau terutama lawan jenisnya adalah daya pesona yang luar biasa sekali, cuma sayangnya para wanita ini belum menyadarinya.

Bahkan jika saja segala gerak-geriknya ia lakukan dengan suatu kewajaran (tanpa dibuat-buat) maka daya pesonanya akan kian bertambah hebat, sebab daya pesona itu bukan hanya terdapat pada senyuman manis di bibir dan kerlingan matanya yang tajam memikat, serta melangkah dengan gemulai akan tetapi saat ia marah, cemberut (ngambek) sebenarnya ada daya pesona tersendiri asalkan dilakukannya dengan secara wajar.

Begitupun sebaliknya bagi kaum pria, jika auranya sedang aktif, maka ia pun akan mengalami hal yang serupa seperti halnya kaum wanita, walupun timbulnya daya pesona itu tidak sebesar dengan yang ada pada diri kaum wanita.

Pancaran sinar aura jenis ini adalah sarana yang memungkinkan pengaksesan kesunyian yang tersembunyi di pusat wujud manusia. Kesunyian yang merupakan bentuk dari sesuatu yang halus dan merupakan sumber seluruh aktifitas serta perbuatan yang penuh arti sekaligus menjadi seluruh sumber keberadaan dan kehidupan manusia.

Pancaran sinar aura adalah keyakinan yang bersifat ilahiah yang berasal dari karunia Tuhan dan terletak di dalam segumpal hati dan perasaan setiap manusia.

Aura merupakan sebuah kunci yang diberikan kepada manusia agar dapat menguak rahasia daya pesona - daya tarik dan kharismatik dalam hidup dan kehidupannya sendiri, dan memperoleh harta yang terlupakan dan terabaikan karena tersembunyi didalam dirinya.

Aura diberikan kepada manusia untuk mengenal dirinya sendiri dan kemudian mengenal Tuhan untuk mendengarkan nyanyian alam. “Bukankah antara alam dan manusia itu sudah saling mengikat satu dengan yang lainnya…….?!”


Mereka (alam dan manusia) saling membutuhkan - saling melengkapi dan seharusnya pula saling menjaga kelestariannya masing-masing. Seperti halnya hubungan antara pria dan wanita secara kodrati sudah saling tarik menarik (ada rasa ketertarikan satu sama lain), secara manusiawi mereka (pria dan wanita) selalu ingin diperhatikan, disayangi, dikasihi, dan dipuji serta tidak ingin dikhianati atau dibohongi oleh pasangannya.

Pada dasarnya kaum pria dan kaum wanita memiliki daya pesona bawaan lahir, yakni daya pesona yang memikat dan kharismatik, cuma saja mereka tidak mengetahui dan menyadarinya, dikarenakan hati dan pikiran terlalu sibuk dengan berbagai problema hidup dan kehidupannya.

Seperti pengenalan pada semua kesulitan yang banyak dihadapi manusia pada umumnya, walau sebenarnya hal itu sudah menunjukkan kenyataan tentang realitas hidup, bahwa akar jiwa telah tenggelam dalam dunia keserbaragaman makhluk, dan bahwa manusia selalu dibuyarkan dan dialihkan oleh berbagai benda dan keadaan.

Feminin adalah sifat bawaan seorang wanita yang merefleksikan kebenaran metafisik, bahwa dimensi internal dari Ketuhanan yang diidentikkan dengan keindahan dan kecantikan merupakan prototip kewanitaan yang feminin.

Sedangkan sumber kecantikan dan keindahan adalah keselarasan (Tanasub). Semua yang selaras mewujudkan keindahan di dunia, karena seluruh kecantikan, keindahan dan keselarasan yang dapat diamati di dunia ini adalah pantulan kecantikan dan keindahan dunia tersebut. Alasan untuk ini adalah adanya hubungan antara esensi hati (qalbu) wanita dengan dunia transenden, yang disebut alam ruh, karena dunia transenden adalah dunia kecantikan dan keindahan sekalipun sumbernya adalah dunia transenden.


Jiwa manusia (pria dan wanita) bekerjasama dengan tubuh duniawi melalui suatu mukjizat, yang rahasianya hanya diketahui oleh Tuhan. Sehingga mewujudlah sisi luar dari suatu cahaya berupa aura.

Jika kita tengok sejarah masa lampau, pada awal penciptaan Nabi Adam AS, Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS dari tanah dengan tanpa perantara ibu dan bapak, dan tanah yang dijadikan untuk membentuk Nabi Adam AS sebelumnya telah dibubuhi aroma wewangian surgawi dan nur (cahaya) sifat Allah, kemudian direndam dalam air Qudlratul Izzah maka terbentuklah sebagian dari sifat Jalal dan Jamal atas diri Nabi Adam AS.

Ketika itu Nabi Adam AS masih merupakan sebuah patung, yang kemudian dimasukkan ruh ke dalam tubuh patung Nabi Adam AS, ketika ruh diperintahkan memasuki patung Nabi Adam AS, ia (ruh) hanya berputar-putar mengelilingi patung tersebut, sepertinya enggan memasuki patung Nabi Adam AS.

Dalam satu riwayat, ketika ruh mengelilingi patung Nabi Adam AS itu membutuhkan waktu selama kurang lebih: 200 tahun, kemudian Allah SWT. memerintahkan Malaikat Izra’il As. untuk memaksa agar memasuki patung Nabi Adam AS.

Setelah ruh memasuki patung Nabi Adam AS sampai sebatas kepala maka pada saat itu juga terbentuklah otak dan jaringan saraf yang sempurna, kemudian terbentuklah mata yang saat itu juga sempat melirik ke arah para Malaikat yang mengerumuninya, lalu terbentuklah telinga, dan ia (Nabi Adam AS) mendengar para Malaikat bertasbih memuji Allah SWT dengan suara yang merdu dan syahdu.


Begitulah lambat tapi pasti ruh merambat hingga sampai kaki dan bagian tubuh lainnya, dan bersamaan dengan itu pula terbentuklah jaringan tubuh berupa kerangka tubuh yang tersusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk menegakkan, memberikan bentuk, dan menggerakkan tubuh, serta untuk melindungi jaringan tubuh yang lunak dan mudah rusak seperti: Otak, Jantung, Paru-paru, Hati dan jaringan beberapa saraf tulang belakang kemudian ruh itu memasuki bagian dalam tulang, dan terbentuklah (terisi) suatu substansi yang dikenal sekarang dengan sebutan sumsum tulang, tempat terbentuknya sel darah merah dan sel darah putih.

Begitulah penciptaan manusia pertama Nabi Adam AS. (Abul Basyar), dari setelah patung lalu menjadi kerangka tubuh dan terbungkus Darah, Daging dan Kulit. Allah Maha Pencipta lagi Maha Pandai.

Ketika Nabi Adam AS berada di taman Surga Firdausin, ia melihat sepasang burung yang sedang asyik bermesraan diatas pohon tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, betapa bahagianya jika ia mempunyai pasangan seperti burung itu.

Saat Nabi Adam AS termangu-mangu sambil memandang sepasang burung tersebut, Allah kirimkan angin surga yang bertiup lembut dan semerbak harum mewangi kearah Nabi Adam AS maka tertidurlah ia, dan didalam tidurnya ia bermimpi berjumpa dengan seorang wanita rupawan nan cantik jelita yang mempesonakan hatinya, apalagi saat wanita itu tersenyum manis kepadanya, kejadian mimpi yang dialami Nabi Adam AS. adalah atas kehendak Allah, dan saat Nabi Adam AS masih dalam keadaan tertidur.


Allah ciptakan wanita yang elok rupawan yang hadir didalam mimpi Nabi Adam AS. dari tulang rusuk (shulbi) kirinya, kemudian tulang rusuk kiri Nabi Adam AS diletakan pada sangkar yang berupa cahaya, yang sebagian cahayanya diambil dari tubuh Nabi Adam AS dan dibasuh dengan aroma wangian surga menurut salah satu riwayat tulang rusuk tersebut diselimuti oleh Nur (cahaya) selama: 40 Th, dan selama itu pula Nabi Adam AS tertidur pulas.

Maka ketika Nabi Adam AS terjaga dari tidurnya, ia sempat kaget dan tercengang dibuatnya, karena wanita yang hadir dimimpinya itu kini telah duduk bersimpuh disampingnya sambil memandangnya dengan tatapan kasih yang teramat dalam.

Singkat cerita akhinya Nabi Adam AS, dinikahkan oleh Allah SWT dengan wanita itu, yang Allah beri nama: Hawa (Siti Hawa). Seperti tersebut dalam Al-Qur’an;

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untuk kamu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan tentram padanya dan dijadikannya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. 30 :21)

“Mereka itu (isteri) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka”. (QS. 2 : 187).

Dari riwayat tersebut maka kita dapat menarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya antara pria dan wanita sudah terjalin hubungan yang erat dan sangat lama sekali.

Mereka (pria dan wanita) berawal dari satu sumber, berawal dari satu tempat dan satu jasad. Maka sudah sewajarnya jika pria dan wanita sudah ada rasa saling tertarik satu sama lainnya dan saling memiliki serta rasa ingin mencintai dan dicintai.
Hal ini adalah sudah merupakan suatu kenyataan hidup yang tidak dapat dipungkiri lagi, wanita akan mengetahui dengan jelas jika ada seorang pria yang menyukainya, walau sang pria bersikap acuh tak acuh kepadanya dan terkesan jual mahal, karena wanita memiliki insting bawaan lahir yang tajam sekali, mereka lebih banyak berbicara dengan hati dan perasaannya, yang jelas wanita akan peka dengan gerak-gerik pria, akan tetapi lain halnya dengan pria.

Sedangkan kaum pria tidak memiliki kepekaan batin bawaan lahir untuk menilai seorang wanita, ia tidak akan mengetahui dalam waktu singkat apakah wanita itu menyukainya atau tidak, terkecuali wanita itu sendiri yang mengatakannya, atau dengan pembuktian diri, dan dalam hal ini sang pria jangan terlalu banyak berharap, karena wanita sangat pandai menyembunyikan perasaannya, walau sekalipun ia (wanita) merasakan rindu yang teramat sangat kepada pria pujaanya.

Ini semua disebabkan oleh sifat bawaan masa lampau, yakni tentang penciptaan Hawa (Siti Hawa) yang diambil dari bagian tubuh Nabi Adam AS yang tertutup daging dan kulit (rusuk atau shulbi), dan rasa malu pada diri wanita lebih kuat daripada rasa malu yang dimiliki oleh pria.

Dalam dunia saat ini, ketika dari hari ke hari semakin sulit memasuki spiritualitas sejati, dan ketika ketampanan, keelokan, kecantikan, keindahan dan kebahagiaan kaum pria dan wanita dipersatukan dengan pancaran sinar aura, dan getaran kehidupan alam, yang di dalam diri seseorang selalu ada dalam bentuk getaran hati dan perasaan.

Kehidupan mereka (kaum wanita) bersatu dengan kehidupan alam, seperti halnya mikrokosmos bersatu dengan makrokosmos, sehingga jiwa mereka mengalami perluasan dan mencapai kebahagiaan dan ekstrase yang melingkupi dunia transenden, yang berada di atas taburan-taburan bunga surgawi sebagai karunia Ilahi Rabbi dan barokah langit, dan mereka akan diputuskan secara tiba-tiba dari dunia waktu; “Agar dapat dapat merasakan dirinya berhadap-hadapan dengan wajah yang maha kekal, dan untuk sesaat merasakan nikmatnya peleburan (fana) dan kekekalan (baqa)”.

“Melalui Aura-lah menggema kembali keselarasan fundamental
yang memungkinkan manusia
untuk kembali kepada keberadaan
dan kesadarannya yang lebih tinggi,
dan melalui Aura pula-lah,
manusia akan terbebas dari segala perasaan
yang mengganggu hati dan pikirannya
dengan hanya melalui transformasi bathin
yang terjadi kapan dan dimanapun “
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Sementara bagi mereka yang gagal untuk merasakan kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan hidupnya, itu semua disebabkan dari akibat kelalaiannya kepada Tuhan (Ghaflah), dan sebab pula tersumbatnya unsur aura bawaan lahir yang sembunyi di dalam wadah rahasia yang masih terselimuti misteri ruang dan waktu.

Mereka harus meniti anak tangga dengan satu persatu, melalui penyerahannya sendiri kepada kehendak Tuhan, dan berusaha menempatkan diri sepenuhnya dalam genggaman Tuhan, dan menjadi sumber gita-gita yang menebarkan kegembiraan dan kebahagiaan serta menuntun dirinya ke tempat primordial dan kediaman akhirnya.


Aura resaka bawaan lahir pria dan wanita yang tidak aktif akan mengakibatkan berbagai macam masalah dan problema hidup dan kehidupannya serta akan dapat merugikan dirinya, diantaranya ialah : Kurangnya daya pesona, daya tarik dan kharismanya.

Adakalanya seorang pria yang berparas tampan dan seorang wanita yang berparas cantik yang jika dipandang lama kelamaan akan membosankan dalam pandangan kita, dan sepertinya tidak ada kesan yang luar biasa pada dirinya (tidak mengesankan), terkecuali jika ia kita pandang hanya selewatan saja (sekilas pandang).

Ada pula dari sebagian pria dan wanita yang memiliki wajah biasa-biasa saja, akan tetapi menarik untuk dipandang dan tidak membosankan, hal ini menandakan bahwa pria dan wanita yang biasa-biasa ini telah aktif aura bawaan lahirnya tanpa ia sendiri menyadarinya.

Dampak negative bagi aura resaka seseorang yang tidak aktif akan mengakibatkan berbagai masalah seperti ;

1. Tidak ada keharmonisan di dalam rumah tangganya, selalu saja terjadi percekcokan dan anehnya jalannya selalu ada untuk memicu terjadinya percekcokan suami, istri.

2. Jika ia punya istri atau suami atau kekasih (pacar), maka yang menjadi pasangannya itu akan selalu mengkhianati dan membohonginya (menyeleweng atau serong), walaupun sudah pernah ketahuan belangnya, dan selalu saja ada orang ketiga yang mericuhkan hubungan dengan pasangannya.

3. Akan mudah terkena penyakit kanker rahim - kanker payudara - frigid - sering mengalami keputihan (pektay) dan bagi prianya akan mudah sekali terkena penyakit lemah syahwat dan prematur ejakulasi, dan bagi pria dan wanita yang tidak aktif aura resaka bawaan lahirnya akan mengalami kemandulan, serta penyebab cepat terjadinya proses penuaan pada kulit wajah.

4. Di dalam mahligai perkawinannya seringkali mengalami atau jadi perceraian (kawin-cerai sampai beberapa kali).

5. Terasa sulit dalam mencari pasangan hidup (jodoh atau hitbah), jikapun sudah mendapatkan ada saja hambatannya untuk menuju jenjang pernikahan atau awinan, dan selalu kandas di tengah jalan tanpa ada kelanjutannya.

6. Wajah tampan dan cantik, karir dan jabatan baik serta hidup berkecukupan, akan tetapi semuanya ini tidak dapat memuaskan dahaganya untuk mencapai kebahagiaan hidup, dan sepertinya hidup dan kehidupannya tidak ada kegairahan lagi (hati dan perasaannya terasa kosong - hampa) seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya.

7. Didalam bidang usaha, bisnis, dagang tidak pernah mendapatkan kemajuan, dan seringkali mengalami pasang surut, bahkan ada yang sampai mengakibatkan usahanya bangkrut total.

8. Banyak mengalami kendala dan hambatan dalam urusan kantor dan mengenai jabatan (karir), walaupun ia sudah bekerja atau berupaya semaksimal mungkin.

9. dan lain sebagainya …………….!!!


CARA MENGAKTIFKAN AURA RESAKA
BAWAAN LAHIR

Dengan mengerjakan shalat sunat hajat jam 12 malam tepat (tidur lebih dulu atau tidak tidur boleh dilakukan).

Raka’at pertama setelah membaca surat Al-Fatihah, bacalah surat: Al-Kaafiruun: 3 X.
Raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah, bacalah surat: Al-Ikhlash : 3 X

Setelah salam akhir (selesai dari shalat) lakukanlah sujud syukur dengan membaca Tasbih Nabi Yunus 41x sebagai berikut dibawah ini;


Setelah bangun dari sujud, maka dilanjutkan dengan membaca: Istighfar: 11X sebagai berikut ini;


Istighfar ini dibaca dengan sepenuh pengharapan dan sepenuh penyesalan akan dosa-dosa yang pernah dilakukannya.

Dilanjutkan lagi dengan membaca Shalawat Nabi: 11X sebagai berikut ini;


Setelah semuanya ini selesai dilakukan, maka siapkanlah sebuah cermin ukuran besar kurang lebih panjang 1 meter lebar 50 centimeter, lalu letakkanlah sebuah pelita (lentera) kecil dengan bahan bakar minyak zaitun dibawah cermin tersebut (maksudnya: cermin tadi diletakkan pada dinding dengan posisi jangan terlalu tegak lurus, untuk agar diri kita terlihat dengan jelas dalam keadaan duduk dari ujung rambut sampai ujung kaki).

Dalam praktek mengaktifkan aura resaka ini jangan sampai ada cahaya lain atau penerangan lain di dalam ruangan khusus (kamar) terkecuali penerangan dari lentera tadi. Duduklah dalam asana (posisi) sila kunci mas. Maksudnya kaki kiri diletakkan pada paha kanan, dan kaki kanan diletakkan pada paha kiri (saling tumpang tindih atau menyilang).

Aturlah jarak posisi duduk kita dengan cermin kurang lebih 1,5 meter, lalu pandanglah pertengahan antara dua alis kita dengan tanpa berkedip sambil membaca surat: An-Nuur ayat 35 sebanyak 40 X, dan batas waktu mata tanpa berkedip dalam memandang pertengahan antara dua alis hanya sebatas atau selama satu kali bacaan surat An-Nuur ayat 35 tersebut.

Setelah itu boleh mengedipkan matanya, kemudian ulang seperti cara pertama tersebut sampai 40 X atau 40 balikan. Dan hal inipun harus dilakukan secara rutin (Istiqamah) dengan tanpa terputus satu haripun, selama 40 hari. (dalam melakukan terapi ini ritme nafas harus dalam keadaan normal/tanpa ada tarikan - tahan dan buang )

Catatan:
Teraphy atau metode tingkat dasar untuk membangkitkan aura dengan medium cermin adalah merupakan gambaran hidup, dan cermin itu sendiri sudah merupakan kembaran - bayangan diri kita (raga kedua) sebenarnya banyak hal-hal yang aneh dan ajaib dalam teraphy cermin ini akan tetapi penulis tidak dapat menceritakan secara detil atau rinci mengenai rahasia keajaiban di balik sebuah cermin, karena keterbatasan kolom penulisan.

“Keagungan-Ku laksana sebuah cermin.
Siapa yang datang akan melihat dirinya sendiri dalam cermin itu. Jiwa dan raga ia melihat seluruh diri didalamnya “
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Cara praktik membangkitkan aura resaka bawaan lahir adalah sebagai salah satu bentuk yang berhubungan dengan dimensi gaib melalui hubungan spiritualitas yang murni, yang dapat dijadikan sebagai mata air yang penuh barokah untuk menghilangkan kebingungan dan kehausan jiwa, dan menjadi tempat perlindungan dari pengaruh jaman yang negatif, dan bagi beberapa orang yang menyelami atau menghayati hakikat daripada suatu keindahan yang memukau dan mempesonakan, yang akan menuntun mereka menuju keindahan mutlak, karena aura pribadi ini merupakan pancaran sinar abadi dalam dunia ruang dan waktu.

Dan tidak akan mengalami proses kemunduran atau perubahan jika dimanfaatkan pada sesuatu yang maslahat dan mendapat ridha Ilahi.

Menurut Islam, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Kenyataan ini disimbolkan dalam Al-Qur’an melalui sujudnya malaikat-malaikat dihadapan Nabi Adam AS, karena perintah ilahi. Banyak ayat Al-Qur’an dan ucapan Rasuulullah SAW, yang memuji ukuran dan proporsi yang sempurna yang dengannya manusia diciptakan, serta kecantikan bentuk manusia.

Nabi SAW ketika melihat bayangannya sendiri di Cermin Hayya, berdoa pada Tuhan agar jiwanya dihiasi dengan kecantikan moral dan spiritual yang sempurna sebagaimana tubuhnya telah dijadikan indah sesuai dengan ajaran Islam yang memandang keindahan sebagai sifat Tuhan (al-jamil) serta mengajarkan bahwa; Tuhan mencintai keindahan.

“Aura ini akan selalu sejuk menyejukkan,
dan segar menyegarkan laksana mentari di pagi hari, laksana pancaran sinar rembulan
di malam yang penuh taburan bintang-bintang. Bagi manusia aura merupakan sarana
untuk menyadari nilai warisan masa lampau yang sangat berharga ”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Catatan :
Cara praktek membangkitkan aura resaka ini penulis sudah banyak sekali memberikan solusi, pelajaran dan pengarahan pada banyak orang, akan tetapi hanya sebatas kalangan anggota perguruan saja, baik anggota yang didalam negeri maupun yang diluar negeri, karena praktek cara ini adalah salah satu dari ilmu-ilmu Mahabbah (pengasihan - pemikat) dan sudah banyak dari mereka yang merasakan atau mendapatkan kemanfaatan bagi dirinya. Ilmu Mahabbah ini sendiri adalah sebenarnya suatu ilmu yang menjadi rahasia perguruan dan seluruhnya terdiri dari 99 tingkatan. Maka atas ijin Allah SWT, dan demi perikemanusiaan penulis dengan ikhlas dan ridha mewariskan cara praktek membangkitkan aura pada siapa saja yang berminat (kepada kalangan yang bukan anggota perguruan). Cara inipun akan berguna sekali bagi seseorang yang pada dasarnya mempunyai aura aktif tetapi pancarannya lemah atau kendor.

Insya Allah …..!!! Jika cara tersebut dilakukan dengan benar, dengan sepenuh hati, kesungguhan dan dengan ketekunan serta keyakinan yang kuat, Dan semoga karunia Illahi ini digunakan pada jalan yang diridhai Allah SWT.

“Bukankah dalam hidup ini lebih baik disukai dari pada tidak disukai sama sekali …? !!”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari) Selengkapnya...