Selasa, 09 Desember 2008

Wise words to know...

Kaum kebatinan senantiasa
Memandang kejadian dunia
Ini sama saja,

Baik keuntungan
Atau kerugian
Baik kebahagiaan
Maupun kesusahan

Semuanya diterima dengan
Perasaan puas dan ikhlas.

maka pada umumnya
mereka hidup lebih tentram
dan bebas dari segala pengaruh,
yang mengganggu perasaan.

oleh: Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy'ari
Guru Besar MK Al Mukarramah
Selengkapnya...

MUSIK DALAM KOSMOLOGI ISLAM

MUSIK DALAM KOSMOLOGI ISLAM
oleh: Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy'ari
Guru Besar Perguruan MK Al Mukarramah

Dalam dunia saat ini, ketika dari hari ke hari semakin sulit memasuki spiritualitas sejati dan keindahan yang terdapat dimana-mana telah dianggap sebagai barang mewah, maka musik bernilai sangat tinggi, bagaikan sebuah perlindungan diantara tandusnya gurun pasir.

Dari jaman dahulu sampai kini banyak orang tertarik kepada musik, sekalipun tidak mengetahui alasan-alasannya. Pada dasarnya mereka tengah mencari kehidupan spiritual serta ketenangan dan kedamaian yang tersembunyi dalam substansi musik yang bersifat spiritual.

Mereka tengah mencari rahasia perjanjian primordial antara manusia dan Tuhan, dengan selubung melodi, keindahan yang menarik bagi mereka

“Irama musik yang bentuk penampakan luarnya terlihat sedih tak lain merupakan prawacana untuk ketakterlukiskan kebahagiaan yang tersembunyi didalamnya”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Ada berbagai cara pendakian spiritual yang dapat dilaksanakan dengan bantuan musik.

Cara pertama dicapai melalui alunan melodi, yang membawa manusia selangkah demi selangkah menuju tingkatan spiritual satu demi satu dan akhirnya mencapai tingkat kebahagian dan ekstase spiritual.

Meskipun tradisi musik bersumber dari peradaban kuno, namun semua terpadu utuh dalam semesta Islami, dan menjadi jantung seni Islam yang didukung oleh kebijaksanaan para khalifah dan sultan.

Islam menjadikan musik sebagai sarana untuk pendakian jiwa menuju dunia transenden, meski hanya bagi mereka yang telah melewati rintangan kezuhudan dan disiplin spiritual yang tingkatan pertamanya adalah kepatuhan dan harapan kepada Tuhan.

Dengan alasan yang sama mereka yang menikmati musik tanpa melewati tingkatan pertama dalam perjalanan spiritualnya, maka tak akan pernah sampai kepermukaan dunia transenden yang luas tiada batas, dan apabila jiwa mereka mencoba melakukan penerbangan ke Dunia tersebut meski hanya untuk sesaat dengan bantuan musik surgawi ini, maka dia dengan segera akan jatuh kembali begitu musik berakhir dan mereka tidak akan mampu mempertahankan keadaan spiritualnya.

Meski demikian, karena perasaan batinnya telah sadar dapat dikatakan bahwa dia terus menerus berada dalam keadaan mendengarkan konser musik spiritual dan baginya alam semesta merupakan nyanyian abadi.

Sistemnya dimulai dengan nada-nada dasar khusus yang prinsip dan melodinya selalu kembali ke nada dasar itu tanpa pernah meninggalkan pusat sepanjang permainannya.

“Islam menjadikan musik sebagai sarana untuk pendakian jiwa menuju dunia transenden yang merupakan gema Surga dan menyatukan kenikmatan inderawi dengan kepertapaan sebuah dunia lain dengan keindahan disini dan kini”.
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Oleh karena itu, menikmati musik secara total berarti kehidupan di alam suara dengan komposisi musik yang mengarahkan pendengarannya ke sebuah pusat.

Suatu pencapaian ke pusat yang tak mungkin teraih tanpa pendakian spiritual dalam aspek musikal-nya. Cara lain untuk mencapai tujuan ini melalui irama dan tempo musik, yang mengubah hubungan antara manusia dan tempo biasa - ciri paling khas dari dunia ini.

TANGGA NADA - NADA JIWA PEMUSIK

Dalam musik, nada-nada mempunyai kekuatan denotasi dan konotasi, serta memiliki kekuatan sugesti dan penyadaran tentang pengetahuan intuitif yang ada dalam jiwa untuk menuju dunia imajinal (alam Al’Khayali).

Oleh karena itu nada-nada yang baik dan benar akan mempengaruhi pengakuan jiwa manusia terhadap adanya keindahan yang harmoni dan kebenaran yang hakiki.

“Tangga nada dalam musikal surgawi akan melingkupi delapan penjuru arah mata angin, yang setiap arahnya memasuki dimensi Alam yang transenden di saat jiwa seseorang dalam keadaan kosong dari segala
sesuatu selain Allah”.
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Arah makrokosmos yang menaungi mikrokosmos yang merupakan delapan kutub-kutub spiritual yang menyala laksana norma dan teladan-teladan yang hidup dan menjadi perhatian para pencari kebenaran dalam jiwa para pemusiknya, tentang adanya lanskap alam ruh .

Tangga-tangga nada itu terdiri dari nada : DO (dlad), RE (ra), MI (mim), FA (fa), SOL (shad), LA (lam), SI (sin), DO (dlad).
Nada DO (dlad) awal, merupakan nada yang mendasari keseluruhan nada-nada yang ada, bagaikan tunas melodi yang membawa manusia selangkah demi selangkah menuju tingkatan spiritual.

Nada DO (dlad) akhir, untuk mencapai kesempurnaan dan kebahagian ekstase spiritual. Kedelapan tangga-tangga nada tersebut laksana; Perjalanan jiwa yang melintasi delapan lembah Gaib pegunungan kosmik QAF yang pada puncaknya terletak penguasa angkasa.

“Pusat lembah Gaib Pegunungan Kosmik QAF merupakan permukaan langit yang tidak terhingga luasnya dan sekaligus merupakan prinsip generasi seluruh pegunungan kosmik yang ada dibawahnya”. (Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Selain itu lembah Gaib tersebut merupakan titik dimana dua hal bertemu, yaitu: yang menciptakan dan tidak diciptakan.

1. Nada DO (dlad) awal identik dengan lembah Ruh-i Nathiqah (ruh rasional yang Gaib).
2. Nada RE (ra) identik dengan lembah Thalab (pencarian).
3. Nada MI (mim) identik dengan lembah Isyq (cinta).
4. Nada FA (fa) identik dengan lembah Ma’rifah (gnosis).
5. Nada SOL (shad) identik dengan lembah Istighna (kepuasan hati).
6. Nada LA (lam) identik dengan lembah Tauhid (ke-Esaan).
7. Nada SI (sin) identik dengan lembah Hayrat (kekaguman).
8. Nada DO (dlad) akhir identik dengan lembah Fana (lebur).

Akar setiap nada berasal dari dasar dunia kesunyian yang sangat luas, sebuah dunia yang berada dibalik setiap nada, sekalipun seluruh nada memperoleh eksistensinya dari kekuatan yang memberinya kehidupan (Al-Hayya), yang merupakan awal perjalanan setiap jiwa, yang terjadi secara terpisah sesuai dengan karakteristiknya yang melambangkan perbedaan nada dengan tipe manusia yang memainkannya.

Manusia sendiri berada diantara dua-dunia kesunyian, yang dalam hal tertentu berarti ganda (ambigu) dan tidak diketahuinya.

Yang pertama adalah: masa sebelum lahir, saat dimana ia mendengarkan alunan nyanyian alam rahim, yang kedua adalah masa kematian, saat ia mendengarkan alunan nyanyian dalam sekejap keterpisahannya dalam bentuk tangisan sesaat, yang secara tiba-tiba memecahkan kesunyian abadi sekedar untuk bersatu denganNya.

“Kehidupan manusia itupun sebenarnya tak lebih dari suara dan teriakan dipermukaan kesunyian abadi, yang paling gaduh diantara semua jenis musik.”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Kehidupan didunia akan berarti apabila bergabung dengan kesunyian itu dan mengubah kegaduhan serta kegemparan dunia eksternal menjadi nyanyian dunia yang memikat dimensi batin manusia, dan merupakan peningkatan yang membuatnya menjadi mungkin untuk mengenali lebih dekat dan menembus lebih dalam ke substansi Ilahi.


"Musik adalah kutub aktif kreasi Illahi melalui tangan-tangan para hambanya, yang merupakan buah visi spiritual, sehingga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan intelektual, dan juga untuk merangsang adanya transformasi kimiawi dalam jiwa manusia"
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

PENGARUH MUSIK ATAS PSIKOLOGIS MANUSIA

Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan (Basyariyyat) dan menghibur tabiat manusia. Ia merupakan stimulasi untuk melihat rahasia Ketuhanan (Asra-I Rabbani), karena ia tiada lain adalah logos yang mewujudkan seluruh kemungkinan pola dasar Ilahi yang tersembunyi didalam khazanah Gaib dengan terbitnya Al - Lawh Al - Mahfudz, bersama irama dan nada-nada yang merupakan pula paradigma seluruh bentuk duniawi yang universal dalam suatu alunan melodi musik suci dari para pecinta Tuhan yang memanggil mereka untuk kembali kesumbernya diharibaan Tuhan.

Musik bagi sementara orang merupakan godaan karena ketidaksempurnaan mereka. Bagi yang lain, yang telah mencapai kesempurnaan, musik merupakan peringatan (Ibrat).

Musik tidak diperuntukan bagi mereka yang masih berada pada tingkat dasar, apalagi yang hatinya beku, karena akan menyebabkan mereka hancur.

Namun bagi mereka yang hatinya gembira, tak perduli apakah mereka berhasil atau gagal dalam menemukan jiwa, ia perlu mendengarkan musik.

“Dalam musik terdapat ratusan ribu kegembiraan, yang salah satunya dapat membantu seseorang melintasi ribuan tahun perjalanan untuk mencapai ekstase kebahagiaan murni, yang tidak dapat dicapai oleh pendengar musik yang mencampur baurkan musik dengan melalui berbagai hal-hal yang memabukkan”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Sejauh menyangkut hawa nafsu, memang benar bahwa ketegangan nafsu diseluruh urat saraf menjadi reda setelah mendengarkan musik, dan seluruh urat saraf terisi oleh cahaya ketentraman sebagai mana yang diperoleh dari kesucian ibadah.

Manakala mendengarkan musik seseorang harus menyerahkan seluruh jiwanya kepada Tuhan agar terbebas dari HAWA NAFSU. Dan hal ini tidak akan dicapai, kecuali dengan tekad yang paling kuat menuju Yang Maha Pengasih.

Seseorang yang mendengarkan musik dengan irama dan nada yang sesuai dengan salah satu unsur dari delapan lembah Gaib pegunungan kosmik QAF maka ia seperti berada di hadapan Tuhan, di dalam Tuhan dan bersama Tuhan.

Seorang pemusik dan seseorang yang suka mendengarkan musik adalah salah satu dari sedikit orang yang mempunyai semacam kepekaan sensual terhadap keindahan spiritual.

Pandangan orang awam terhadap musik, ia akan melihat segala sesuatu itu tampak sebagai suatu bentuk transparan yang mencerminkan esensi abadi. Sedangkan pandangan seorang pemusik dan pendengar musik baginya eksistensi keindahan benar-benar sudah merupakan bukti adanya Tuhan.

“Bukankah Tuhan telah menggoreskan keindahan pada segala sesuatu ..?!.
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Para menganut mahabbah (cinta) mendengarkan musik tanpa bantuan hawa nafsu mereka. Mereka menapak diatas jalan syawq (kerinduan). Mendengarkan musik tanpa bantuan akal budi.
Para pengikuti Isyq (gairah cinta) mendengarkan musik tanpa bantuan hati. Mereka yang digerakkan oleh kedekatan spiritual mendengarkan musik tanpa bantuan jiwa.

Apabila mereka mendengarkan musik dengan cara tersebut, maka mereka akan luput dari Tuhan, dan apabila mereka mendengarkannya dengan hawa nafsu, maka mereka akan menjadi orang yang Zindiq (tidak beriman), dan apabila mereka mendengarkannya dengan kekuatan Aql (akal), maka mereka akan menjadi orang-orang yang terpuji.

Apabila mereka mendengarkannya dengan Qalbu (hati), maka mereka akan menjadi seorang Murraqib (perenung), dan apabila mereka mendengarkannya dengan jiwa, maka mereka akan benar-benar hidup (hayya).

Musik adalah audisi dan visi dari kehadiran Tuhan (hudhur), dan ia (musik) merupakan keajaiban diatas keajaiban, karena kegembiraan setiap jiwa dalam mendengarkan musik dapat dinikmati sesuai dengan tingkat kesucian ruh (Ruh-I Muqaddas).

Bagaimanapun juga, tak seorang pun diantara mereka kecuali mereka yang mengembara di dunia Gnosis (ma’rifat), yang mampu menikmatinya. "BUKANKAH DI DALAM PESTA CINTA ILAHI PENDENGAR DAN PEMAIN ADALAH SATU…?!"

MUSIK UNTUK PENYEMBUHAN
(MUSIK THERAPY)

Seruling dan Harfa adalah dasar dari bentuk musik mistikal yang mengalunkan nada religius dalam bentuk irama yang tiada habisnya, serta tidak pernah berhenti merangsang ingatan (Tidzkar) akan tindak primordial dari tangan Ilahi.

Pandangan religius tentu saja juga menekankan dimensi batin agama, bila agama dipahami dalam pengertian universalnya, dan lain halnya dalam sudut pandang Syar’i, ia tidak sama dengan pandangan religius dalam Islam, melainkan hanya merupakan salah satu dari unsur-unsur delapan buah lembah Gaib pegunungan kosmik QAF yang sangat penting dan sangat diperlukannya.

Musik juga secara langsung berkarakter religius, meskipun dimensi esoteris dari agama lebih berperan dari pada dimensi esoterisnya.

Beberapa Tabib (dokter) muslim menggunakan musik sebagai sarana penyembuhan suatu penyakit, baik jasmani maupun rohani, dan yang melengkapi kepekaan tabib terhadap musik adalah ; kesadarannya akan kesucian dalam segala sesuatu dan kecakapannya memberi petunjuk sebagai solusi spiritual terhadap hampir setiap permasalahan yang dihadapi manusia dalam berbagai masa dan keadaan dengan suatu pendakian melalui kebenaran fenomenal naik ke esensi-esensi dan melodi-melodi keabadian.

Seorang tabib yang sudah mampu dan dapat menghayati hakikat rahasia yang tersembunyi dari suatu musik, maka dia akan mampu pula mengekpresikan kesempurnaan dan keragaman eksistensi manusia, sebagai cara untuk mengungkapkan fakta bahwa Di balik setiap pengalaman mungkin saja terdapat sebuah gapura menuju Yang Maha Gaib, yang hanya dimungkinkan oleh daya penglihatannya yang tajam terhadap realitas Surgawi dibalik bentuk keduniawian musiknya, yang mengalir laksana arus, sungai yang bermuara dari sumber air pegunungan rahasia Al’Quran.

Teraphy penyembuhan (pengobatan) seseorang melalui irama musik, haruslah disesuaikan dengan unsur bawaan lahir orang yang sakit tersebut, karena jika tidak maka akan dapat mengakibatkan penyakit yang diderita seseorang itu menjadi semakin parah.

Seperti misalnya; Seorang pemusik menciptakan nada dan irama yang kalem dan lembut yang identik dengan Isyq (cinta) dari salah satu nada MI (mim) yang dominan, dan ketika ia menciptakan irama musik tersebut dengan tanpa sepengetahuan dan dengan tanpa disadari oleh pemusik itu sendiri, maka Ada kemungkinan irama musik yang Ia ciptakan itu adalah bagian dari unsur bawaan lahir sang pemusik sendiri, apalagi irama musik tersebut sangat disukainya, dan selalu, melulu irama-irama musik yang kalem dan lembut yang selalu ia ciptakan.

Jika unsur bawaan lahir sang pencipta tadi kebetulan sama dengan unsur bawaan lahir pendengarnya, maka yang mendengarkanpun akan ada rasa ketertarikan yang kuat, seperti ada sesuatu yang menyentuh lembut dalam perasaan hatinya, si pendengar akan larut dan hanyut dalam alam imajinalnya, jiwanya akan menjadi tentram tenang dan damai.

Unsur bawaan lahirpun harus ditunjang rasa dan hati yang sedang bahagia ketika ia mendengarkan irama musik yang identik dengan gairah Isyq (cinta) dengan nada MI (mim), karena jika hati si pendengar dalam keadaan menderita, irama musik yang lembut dan kalem itu akan dapat meruntuhkan jiwanya dan dapat menimbulkan iba diri yang amat sangat, yang pada akhirnya unsur bawaan lahir yang ia miliki, akan terdesak jauh ke dalam, karena nada DO (dlad) akhir yang identik dengan lembah Fana (lebur) itu akan berusaha meracuni dirinya secara perlahan-lahan dengan lambat tapi pasti, yang diawali dengan alam khayalnya, yang terlintasi kenangan-kenangan pahit yang meremuk redamkan hatinya.

Kejadian seperti inilah yang sering kali dialami pendengar musik dan adakalanya tidak menyukai jenis musik tertentu pula, dan adakalanya seorang itu menyukai jenis musik tertentu, dengan tanpa disadarinya ia telah berusaha untuk menemukan jati diri melalui irama musik yang tertuntun, oleh unsur primordial (fithrah) bawaan lahirnya.

“Telinga laksana gita yang digubah dari nada-nada yang harmonis, sebuah komposisi yang melodinya dapat membimbing pendengarnya memasuki keadaan yang dia alami. Telinga seseorang berperan aktif dalam proses transformasi irama musik menuju arus jiwa.”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Manusia bisa mendengar ketika gelombang suara (bunyi) masuk ke liang pendengaran dan menggetarkan gendang telinga, sehingga tulang osikel turut bergetar, kemudian getaran diteruskan ke tingkat oval dan menggerakkan cairan koklea.

Aliran cairan akan menggerakkan sel reseptor organ korti. Sel reseptor yang berhubungan dengan serat saraf mengubah gerakan menjadi impulse dan dibawa ke otak oleh saraf pendengaran.

Sedangkan sel reseptor pada bagian koklea memiliki kepekaan terhadap frekuensi suara (bunyi) dan tinggi nada yang berbeda, lalu otak menginterpretasikan sinyal pada bagian yang berbeda itu.

Tinggi rendahnya suara musik (bunyi) dalam pendengaran manusia, tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim impulse ke otak, maka semakin kuat gelombang suara (bunyi) akan semakin banyak pula sel reseptor yang bergerak. Semua rangsang, baik yang berasal dari luar dan dari dalam di deteksi oleh sel reseptor, lalu diubah menjadi impulse saraf.

Impulse dihantarkan di sepanjang saraf sensoris dan diubah menjadi rasa di Pusat saraf, kemudian timbullah tanggapan atau respon, baik secara sadar atau tidak, respon inilah yang akan menerima langsung berbagai bentuk irama musik menuju arus jiwa para pendengarnya dan merasakan rahasia misteri yang terdalam dibalik tabir irama musik serta yang mewakili salah satu aspek seni Islam yang sangat resensial dalam hubungannya dengan spiritualitas.

Musik merupakan rambu di jalan (thariqah) menuju Tuhan, dan hanya orang yang sudi melaksanakan disiplin yang wajib melintasi jalan ini dan berhak mendengarkan musik ini.

Islam melarang musik dijadikan frofanasi yang tereksteralisasi. Sementara di tingkat eksoteris ia tetap dibatasi hanya untuk saat dan keadaan tertentu.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa musik dengan tegas dibatasi oleh peraturan untuk menjaganya dari pembangkitan nafsu-nafsu hewani secara eksoteris.


Musik menjadi sarana dalam mengubah perasaan dan jiwa terkecuali ketika musik dimainkan dibawah kondisi yang menjamin penundukan hawa nafsu sebelum pengaruh musik masuk dalam diri pendengar.

Karena seorang pendengar musik sejati telah mampu menguak selubung keterpisahan eksistensi dan bersatu dengan asal, serta sifat primordialnya, maka dia sebagaimana dunia, menggemakan sebuah melodi yang semirip mungkin dengan apa yang dia kehendaki.

“Diri manusia hanyalah merupakan alat musik yang berada dalam genggaman Tuhan” .
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Karena musik ini merupakan nyanyian abadi dalam dunia ruang dan waktu, ia tidaklah mengalami proses kemunduran atau perubahan. Ia selalu sejuk menyejukan, dan segar menyegarkan laksana mentari di pagi hari, dan sekaligus merupakan sarana untuk membuka penglihatan dan pendengaran kita.

Sehingga dengan bantuan melodi-melodinya, dan tentu saja dengan pertolongan Tuhan, kita dapat melepas diri dari kematian yang secara palsu disebut kehidupan., dan mencapai kehidupan sesungguhnya yang diketahui tiada akhirnya.

Oleh karena itu, menikmati musik secara total berarti kehidupan di alam suara, dengan komposisi musik yang mengarahkan pendengarnya ke sebuah pusat.

“Suatu pencapaian ke pusat yang tidak mungkin teraih tanpa pendakian spiritual dalam aspek musikal-nya”.
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Cara lain untuk mencapai tujuan ini melalui irama dan tempo musik, yang mengubah tempo biasa, yang merupakan ciri paling khas dari kehidupan dunia ini.

Dengan seluruh pertimbangan diatas mungkin timbul pertanyaan mengapa banyak orang, tidak hanya para orientalis tetapi juga beberapa muslim modern, menegaskan bahwa musik adalah dilarang atau haram.

Apakah dasar hukum Islam yang dipakai dan manakah bukti larangan atas musik seandainya memang adanya larangan seperti itu. Bagian musik yang mana dan jenis musik apa yang dilarang oleh ketentuan syari’ah….?!.

Masalah ini telah diperdebatkan oleh para ahli hukum dan teologi terkemuka Islam. Persoalan tentang signifikan serta legimitasi musik dalam keseluruhan struktur tradisi Islam, bagaimanapun juga bukanlah bersifat yuridis (fiqhiyyah) dan teologis semata. Hal itu mencakup seluruh aspek batin dan spiritual Islam.

Islam sebagai tradisi yang integral, tidak dapat pasti mengakui kenyataan ini, dan memberikan kemungkinan bagi mereka yang memenuhi kualifikasi tertentu untuk mendengarkan musik dari qalbu keberadaan mereka sendiri yang dipetik oleh jemari Tuhan.

" Musik.! bentuk dan warnanya bukanlah sekedar aspek-aspek dari realitas dunia material, melainkan juga memiliki makna universal untuk tingkatan dari hirarki eksistensi alam semesta dan mempunyai prinsipnya sekalipun didalam realitas metakosmik."
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Musik adalah suatu kreasi dan seni yang sudah berumur sangat tua sekali dan tertulis dalam naskah-naskah kuno. Ia merupakan sebuah ibarat untuk pengetahuan Tuhan yang sintetis yang terkandung didalam ke Esaan yang meliputi; yang banyak (Ahadiyyat-I dzatiyya-yi jam’iyyah )

Hanya seseorang yang mempunyai hubungan bathin dan menyrahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, maka ia akan menjadikan dirinya sebagai petikan suara harfa (Lyre) ditangan Tuhan Yang Maha Artis, dengan menyadari sepenuhnya akan pernyataan Al-Qur’an bahwa: Tangan Allah diatas tangan mereka. (QS.48:10).

Dan orang suci yang dirinya menjadi bagian dari instrument irama musik yang melaluinya, Tuhan Yang Maha Mendengar akan menghasilkan melodi-melodi eksistensi alam semesta. Sementara dirinya juga menjadi alat musik yang dengannya Tuhan mewujudkan tindakan-tindakan Nya pada makhluk ciptaan Nya.

Dalam satu riwayat diceritakan mengenai Nabi Adam AS (Abul Basyar) yang sendirian di Surga atau Firdaus, dan menjadi bosan (jenuh) karena tak ada seorangpun yang menemaninya. Disaat ia sedang termenung, tiba-tiba terdengar olehnya suara kicauan sepasang burung Nuri, lalu Nabi Adam AS memperhatikan sepasang burung Nuri yang sedang memadu kasih diatas ranting pohon khandalag yang tumbuh di Surga, ia tersenyum dan di hatinya, Seandainya Aku memiliki seorang kekasih seperti sepasang burung itu betapa bahagianya aku. Ketika Nabi Adam AS tenggelam dalam lamunannya, terdengar sayup-sayup olehnya yakni, Alunan kidung surgawi, ia begitu hanyut dan terbuai. Tanpa terasa ia merebahkan tubuhnya dan tertidur pulas. Didalam tidurnya ia bermimpi indah, mimpi berkasih mesra dengan seorang wanita nan cantik jelita.

Disaat Nabi Adam AS tertidur dan bermimpi indah itulah Allah Ta’ala mengambil salah satu tulang rusuk (Shulbi) nya, dan darinyalah Allah ciptakan manusia dalam bentuk seorang wanita yang sangat cantik jelita dan diberi nama Hawa, maka tatkala Nabi Adam AS terjaga dari tidurnya, ia dapati wanita cantik yang ada didalam mimpinya itu, kini duduk bersimpuh disampingnya, sambil memandang dirinya dengan penuh cinta kasih.

Nabi Adam AS terpesona dibuatnya, dan benih-benih rasa kasih dan sayang tumbuh disaat itu juga, lalu dengan serta merta ia menubruk dan mendekap wanita cantik itu dan berniat ingin menciumnya, akan tetapi niatnya ia urungkan, karena mendengar suara; Hai Adam ia belum Aku halalkan bagimu. Akhirnya Allah SWT Menikahkan Nabi Adam AS dengan Hawa (Siti Hawa), dan surga Firdaus menjadi ramai dan meriah sekali, karena para malaikat Muqorobbin, malaikat Kurubiyyin, malaikat Kiraman Katibin, malaikat Arsyi dan para malaikat Hafadzhah berdatangan untuk memberikan selamat kepada Nabi Adam AS dan Siti Hawa atas pernikahan mereka.

Dan suara dari konser musik surgawi menggema didalamnya, mengiringi pernikahan suci mereka berdua dan membuat keduanya terdampar dan pecah di pantai keabadian.

Peristiwa pernikahan Nabi Adam AS dengan Siti Hawa dan menggemanya untuk pertama kali suara konser musik Surgawi adalah sebuah fenomena yang dikemudian hari berhubungan secara langsung dengan reaksi hati dan jiwa masyarakat yang dipersiapkan untuk membentuk Ummat Islam dalam menyambut kehadiran Firman Tuhan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an melalui pewahyuan yang merupakan seni suara, namun pengejawantaan duniawinya secara pasti menciptakan salah satu tradisi yang luar biasa dari seni suara dan seni musik sebagai getaran, dan gema dari realitas transenden.
“Musik yang baik adalah jika dimainkan dibawah kondisi yang menjamin hawa nafsu sebelum pengaruh musik itu memasuki telinga pendengarnya.”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Permasalahan tentang signifikasi serta legimitasi musik dalam keseluruhan struktur tradisi Islam, bagaimanapun juga bukanlah bersifat fiqhiyyah (Yuridis) dan teologis semata, melainkan mencakup seluruh aspek bathin dan spiritual Islam itu sendiri, karena peradaban Islam tidaklah mempertahankan dan mengembangkan beberapa tradisi musikal utama.

Islam mencegah kreasi musik yang mengalami pemujian dan tanpa adanya penyusutan terlebih dahulu yang harus dilaluinya dalam proses realisasi spiritual, karena hal itu akan menyebabkan kelalaian terhadap Tuhan. Maka sangatlah wajar jika Islam melarang seseorang untuk tidak mendengarkan musik yang akan mengalihkan pikirannya dari dunia spiritual dan menyebabkan cinta akan duniawi yang berlebihan, akan tetapi sebaliknya, Islam mempertahankan keagungan musik dan seluruh aspeknya yang dapat menenangkan pikiran seluruh hamba-Nya.

“Mempelajari dunia Islam dalam berbagai fase sejarahnya, akan menyadari kehadiran musik dalam berbagai aspek tradisi yang sangat fundamental.”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Sesungguhnya irama musik berasal dari keheningan dalam keindahan yang memabukkan dan dari percakapan (Khathab) cinta Ilahi, karena ia merupakan ke ajaiban diatas ke ajaiban yang menapak diatas jalan kerinduan (Syawq). Musik dan beragam iramanya ibarat daun surgawi yang terhempas dalam gairah cinta (Isyq).

Dan Jika salah satu dari daun surgawi itu menyentuh jiwa para pendengarnya, maka jiwa mereka terasa akan meninggalkan tubuh diluar kehendak mereka, dan lebur dalam Baqa dengan melintasi alam keabadian.

“Sayap-sayap burung jiwa yang bercahaya akan berterbangan melintasi fajar persatuan di atap keagungan dan mendendangkan lagu keabadian dengan nada-nada tak tercipta dihadapan Kilasan dan pancaran cahaya Tuhan.”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

Orang Islam mulai menaruh perhatian pada musik secara serius pada abad ketiga Hijriah (abad 9 Masehi). Dan ini merupakan satu konsekwensi penting dari pengukuhan kebenaran sentral yang menjadi induk dari tangga-tangga nada yang dikenal dan digunakan dikemudian harinya. Semangat seniman musik muslim pada kenyataannya mengalir dari kesadaran mereka akan Alam semesta yang saling berkaitan dalam jaringan kesatuan Alam melalui hukum-hukum kosmis yang mengatur mereka, karena pada waktu itupun mereka telah memiliki sikap ilmiah dan kerangka berfikir ilmiah pula.

Semangat untuk mencari kebenaran dan obyektivitas dari seni musik merupakan sebuah penghormatan pada bukti empiris yang memiliki dasar yang kuat, dan pikiran yang terampil dalam pengklasifikasian irama-irama musik tertentu yang sebenarnya terdiri atas berbagai tingkat realitas bunyi dalam setiap keheningan.

Dan itupun tergantung pada sifat dasar seorang musikus itu sendiri. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan sifat dasar adalah ; Sifat ketidak sempurnaan sebagian besar manusia yang dikuasai oleh hawa nafsu (Thabi’at) dan bukan sifat Primordial (Al-Fitrah) yang terdapat juga didalam hati setiap orang, akan tetapi tersembunyi. Dan biasanya sifat dasar ini diselubungi oleh kelalaian, kebodohan dan nafsu keinginan yang tanpa batas.
“ Musik adalah salah satu dari banyaknya karunia Tuhan, maka bagi mereka yang meremehkan dan menafikan, berarti mereka telah melakukan suatu pengingkaran akan karunia Tuhan yang menyebabkan mereka harus memohon ampunan-Nya.”
(Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari)

ADAB (TATACARA) DALAM MENDENGARKAN IRAMA MUSIK

Irama musik WALTZ memiliki dampak positif bagi kesehatan batin manusia, karena ia merupakan kunci pembuka khasanah keluasan (al-iinsyirah) Hati (qalb) yang merupakan tingkatan spiritual (maqamat) pertama. Dan manusia yang mendengarkannya, ia akan tenggelam akan keindahan Tuhan yang membahagiakan. Irama musik Waltz telah terujui dalam Dunia kesehatan Islam dan sangat manjur dalam menanggulangi beberapa jenis penyakit yang diderita oleh manusia, seperti; Stress (dipresi mental) – Hypertensi (darah tinggi) dan Stroke (pendarahan otak).

Caranya;
Dengarkanlah irama musik Waltz setiap habis mandi sore, dan lakukan hal tersebut selama sebulan penuh. Selama mendengarkan jenis musik ini, kedua mata anda harus dalam keadaan terpejam, kemudian bayangkanlah diri anda sedang berada tidak jauh dari air terjun dengan airnya yang deras dan jernih serta jatuh dengan memuncratkan airnya yang seperti butiran-butiran berlian dengan sedikit percikan airnya yang dingin mengenai wajah anda.

Dalam hal ini, anda harus benar-benar dapat merasakan percikan air tersebut pada wajah anda (buatlah seperti kesan nyata) dengan menggunakan Alam Astral atau Alam Imajinal.

Suasana maupun keadaan pada waktu proses ini terjadi, ciptakanlah suasana dipagi hari yang cerah dengan sinar mentari yang memantulkan cahayanya melalui air terjun tersebut.

Irama musik JAZZ memiliki kualitas dan kehalusan yang sejuk menyejukan, yang akan mengantarkan pendengarnya masuk kedalam rahasia dibalik Alam yang tak terlihat, dan memperlihatkan kepadanya akan asal-usulnya. Irama musik Jazz merupakan tingkatan spiritual (maqamat) kedua setelah musik Waltz jika dilihat dari sudut pandang Dunia kesehatan Islam.

Musik Jazz sendiri sebenarnya terdiri dari beberapa jenis; Jazz Rap – Jazz Rock – Jazz Latin – Jazz Dixieland dan Jazz Pop. Secara keseluruhan irama musik Jazz telah teruji dan efektif sekali untuk teraphy penyembuhan beberapa jenis penyakit yang diderita oleh manusia, seperti; Asthma – Sinusitis – Polip dan Epilepsy (ayan)

Caranya:
Lakukanlah Sikap duduk yang santai dengan kedua tangan bertelekan (menopang) pinggiran kursi. Putarlah irama musik Jazz yang jenis mana saja yang anda sukai. Dan dengarkanlah dalam keadaan santai dengan suasana hati dan pikiran yang tenang, lalu pejamkanlah kedua mata anda.

Ketika irama musik Jazz ini berlangsung, buatlah proyeksi Alam Astral dengan membayangkan diri anda sedang berada disuatu daerah pertanian yang subur dengan dikelilingi gunung dan lembah.


Dalam Alam Astral atau Alam Imajinal ini anda harus benar-benar dapat merasakan sejuknya udara dan semilir angin gunung ketika suasana mendekati senja hari. Lakukanlah cara seperti ini selama satu bulan penuh dengan secara rutin setiap hari agar anda mendapatkan manfaatnya.

Irama musik Country (Country Rock - Country Blues) dan Irama musik Blues (blues Classic - Blues Urban) merupakan tingkatan spiritual (maqamat) ketiga setelah musik Waltz dan Jazz.

Didalam kedua Irama musik jenis ini, nada-nadanya memperoleh eksistensinya dari kekuatan yang memberinya kehidupan batiniah bagi orang yang mendengarkan dan memberi kemungkinan baginya yang memenuhi kualifikasi tertentu untuk mencapai sebuah dunia yang berada dibalik setiap nada, sekalipun nada-nada dalam kedua Irama musik jenis ini memperoleh eksistensinya dari suatu kekuatan yang telah memberinya kehidupan.

Irama musik Country maupun Blues telah teruji dalam Dunia kesehatan Islam sebagai teraphy penyembuhan beberapa penyakit yang diderita manusia, seperti; Maag – Ambeien (wasir) – Lumbargo (pinggang) – Rheumatic (encok) – Asam Urat – Lumpuh Setengah Badan (piansui) dan Beri-beri (kaki Gajah).

Caranya:
Lakukanlah Sikap tubuh berbaring dilantai dengan tanpa bantalan pada kepalanya. Kedua tangan harus berada disisi pinggul (menjulur) kearah lutut. Buatlah suasana santai dengan mengendorkan otot-otot tubuh. Kemudian dengarkan Irama musik Country atau Blues dengan kedua mata dalam keadaan terpejam, lalu buatlah proyeksi Alam Astral atau Alam Imajinal dengan membayangkan diri anda sedang berjalan (jalan setapak) disebuah bukit yang menanjak dan banyak ditumbuhi pohon-pohon besar yang daunnya rindang.
Ciptakanlah atau buatlah kesan suasana pagi hari yang cerah, dan rasakan keringat mengucur deras membasahi sekujur tubuh anda. Akan tetapi dalam kondisi seperti demikian, anda harus tetap berjalan dengan penuh semangat yang tinggi dan tidak tampak kelelahan sedikitpun terlihat pada wajah anda. Kerjakanlah cara ini selam satu bulan penuh dengan tanpa terputus agar anda mendapatkan manfaatnya.

Irama musik Disco dan musik Rock (Hard Rock – Slow Rock) serta Irama musik Pop memiliki daya refleksi dan bayangan dari suatu wujud yang transenden untuk dapat bergabung dengan kesunyian dalam mengubah kegaduhan serta kegemparan dunia eksternal. Irama-irama musik jenis ini merupakan tingkatan spiritual (maqamat) keempat. Yang dapat dijadikan sebagai sebuah pembebasan diri melalui transformasi batin yang terjadi kapan dan dimanapun dalam meraih ketenteraman dan kedamaian yang tersembunyi dipusat wujud manusia.

Irama-irama musik Disco – Rock dan Pop dari sudut pandang Dunia kesehatan Islam telah teruji dan efektif sekali dalam teraphy penyembuhan suatu penyakit yang diderita oleh manusia, yaitu; Berbagai macam jenis penyakit Kanker dan berbagai macam jenis penyakit kulit.

Caranya:
Lakukanlah Sikap tubuh dengan berdiri tegak lurus. Kedua tangan diangkat tinggi-tinggi diatas kepala, kemudian dengarkanlah salah satu dari jenis Irama musik tersebut diatas dengan memproyeksikan Alam Astral atau Alam Imajinal dengan membayangkan diri anda berdiri ditengah-tengah gurun pasir yang tandus dan gersang dengan terik mataharinya yang menyengat sekujur tubuh anda yang tidak mengenakan sehelai benangpun juga (telanjang).


Anda harus benar-benar dapat merasakan panasnya sengatan sinar Matahari itu pada tubuh anda, dari mulai kepala (ubun-ubun) sampai telapak kaki. Jika anda memproyeksikan Alam Astral ini dengan baik dan benar (seperti benar-benar terjadi atau nyata), maka hawa sakti dari panas tubuh anda akan membakar dan menjalar didalamnya. Keringat akan mengucur deras dan tak lama kemudian kepala anda akan merasa pening dengan tubuh agak sedikit limbung.

Dalam kondisi seperti ini, biarkan saja dan anda tidak perlu merasa khawatir, karena proses dari gejala-gejala tersebut terjadi hanya sebentar saja. Jika hal ini anda lakukan dalam waktu sebulan penuh dengan tanpa terputus setiap harinya, maka anda akan dapat merasakan manfaatnya.

Irama musik Boogie Woogie – Rock & Roll dan Cha-Cha memiliki sifat realitas batin yang akan membawa jiwa orang untuk memenuhi kualifikasi dalam melakukan pendakian spiritual dan menggerakannya untuk meninggalkan dunia material dengan menghunjamkan akar-akar eksistensinya kedalam dunia spiritual itu sendiri.

Hal ini dikarenakan, ketiga jenis irama musik tersebut akan dapat menyebabkan esensi manusia bergerak serta mewujudkan sesuatu didalam diri dengan tanpa disadarinya. Irama musik Boogie Woogie – Rock & Roll dan Cha-Cha merupakan tingkatan spiritual (maqamat) kelima setelah musik Disco – Rock dan Pop. Jenis musik ini telah teruji dalam Dunia kesehatan Islam sebagai teraphy penyembuhan beberapa penyakit yang diderita manusia, seperti; Vertigo (pusing tujuh keliling) – Anemia (kurang darah) – Isomnia (sulit tidur) dan Phobia (takut akan ketinggian).


Caranya:
Lakukanlah Sikap duduk santai dengan tulang punggung menempel pada dinding rumah dan kedua kaki dijulurkan kedepan menempel pada lantai. Pejamkanlah kedua mata anda sambil mendengarkan irama musik dari salah satu jenis musik tersebut diatas (Boogie Woogie – Rock & Roll dan Cha-cha) dan aturlah irama nafas anda.

Buatlah proyeksi Alam Astral atau Alam Imajinal, bahwa diri anda tengah berada atau berdiri diatas sebuah batu yang terletak diatas puncak gunung tinggi menjelang keangkasa pada malam hari dalam suasana bulan purnama. Puncak gunung tersebut begitu gersangnya dengan tanpa ada satupun pepohonan tumbuh disekitarnya.

Anda harus dapat merasakan lembutnya semilir angin dan cahaya sinar rembulan yang menyelimuti diri anda dari kepala sampai kaki. Kemudian arahkanlah pandangan mata anda kebawah, dan disana anda tidak akan mendapati atau melihat cahaya apapun, baik lentera, api atau obor, yang ada hanyalah cahaya dari bias sinar bulan purnama tersebut saja.

Dalam keadaan dan kondisi seperti ini, nafas anda akan menjadi memburu dan denyut jantung anda akan menjadi lebih cepat detaknya. Menghadapi situasi seperti ini anda tidak perlu khawatir, karena sebentar saja reaksi tersebut akan hilang dengan sendirinya. Lakukanlah cara ini selama satu bulan penuh dengan rutin dan tanpa terputus setiap harinya agar anda dapat merasakan manfaatnya.

Irama musik Salsa – Mambo – Reggae dan Bossanova memiliki sarana untuk pendakian jiwa menuju dunia transenden, agar diri manusia terlepas dari jurang dunia material yang sangat dalam dan berbagai pesonanya. Sekaligus merupakan suatu keajaiban yang dapat menimbulkan kesadaran dalam hati dan juga gerakan (harakat) serta gairah spiritual yang tercermin dalam hidup dan kehidupan manusia di dunia yang fana ini.

Keempat irama musik ini merupakan tingkatan spiritual (maqamat) keenam dari irama musik Boogie Woogie – Rock & Roll dan Cha-cha yang dapat menyempurnakan jiwa dan pembunuhan hawa nafsu dalam diri manusia yang mendengarkannya. Irama musik Salsa – Mambo – Reggae dan Bossanova dalam Dunia kesehatan Islam telah teruji dan efektif sekali sebagai teraphy penyembuhan beberapa penyakit yang diderita manusia, seperti; Ginjal – Prostat – Hepatitis – Diabetes Mellitus dan Jantung Koroner.

Caranya :
Lakukanlah Sikap duduk sila kunci mas (kedua kaki saling tumpang tindih diatas paha) dengan kedua telapak tangan menempel pada paha pula. Aturlah irama nafas anda dengan baik dan benar (jangan terlalu cepat). Kemudian dengarkanlah salah satu dari irama-irama musik tersebut diatas dengan hati dan pikiran yang tenang.

Nikmatilah alunan irama musiknya sambil anda memproyeksikan Alam Astral atau Alam Imajinal dengan membayangkan diri anda sedang berada ditengah-tengah badai samudera diatas sebuah sampan pada malam hari dengan kondisi Bulan yang mengeluarkan sinarnya. Bayangkanlah sampan yang sedang anda naiki itu terombang-ambing kesana-kemari akibat hempasan ombak lautan yang semakin lama semakin mengamuk dengan amat dahsyatnya.

Dalam kondisi seperti ini anda harus dapat merasakan air laut yang memuncrat ketubuh anda, sehingga menjadikan anda basah kuyup. Dalam kondisi seperti ini, jantung anda akan berdegup keras dan nafas memburu.

Anda tidak perlu khawatir dengan situasi macam ini, dan hati maupun pikiran harus tetap tenang dengan mengikuti kemanapun ombak membawa sampan dan diri anda. Ingat…….. jangan sekali-kali anda melakukan perlawanan atau berniat melawan atau bersegera sadar dari proyeksi Alam Astral anda.

Bersikaplah pasrah secara total kepada Sang Pencipta, karena rasa kekhawatiran itu akan hilang dengan sendirinya hanya dalam waktu yang singkat saja, bersamaan dengan redanya badai samudera tersebut. Jika car ini anda lakukan selama sebulan penuh dengan secara rutin dan tidak terputus setiap harinya, maka anda akan dapat merasakan manfaatnya baik secara lahir maupun batin.

Irama musik Classic memiliki karakter yang mistis dan religius. Dengan mendengarkan irama musik Classic, manusia akan dipersatukan dengan getaran kehidupan Alam, yang didalam diri seseorang selalu ada dalam bentuk getaran hati, sehingga perluasan dan mencapai kebahagiaan serta ekstase yang melingkupi dunia yang fana ini.

Jenis musik ini (Classic) merupakan pula refleksi dari keadaan spiritual orang yang mendengarkannya untuk agar dapat menuju pusat spiritual. Suatu pencapaian ke pusat yang tak Mungkin teraih tanpa pendakian spiritual dalam aspek musikalnya.


Irama musik Classic merupakan tingkatan spiritual (maqamat) ketujuh dari musik Salsa – Mambo – Reggae dan Bossanova. Dan sudah teruji dalam Dunia kesehatan Islam sebagai teraphy penyembuhan beberapa penyakit yang diderita oleh manusia, baik pria maupun wanita, seperti; Impotensi (premature ejakulasi) – Frigiditas – Keputihan (pektay) – Sulit Orgasme bagi wanita – Mandul dan siklus Haid yang tidak teratur (nyeri ketika Haid).

Caranya:
Lakukanlah Sikap tubuh dengan berdiri tegak lurus dan kedua tangan direntangkan sejajar dengan bahu. Pejamkanlah kedua mata anda, lalu proyeksikan diri anda di Alam Astral atau Alam Imajinal, bahwa anda sedang berdiri pula dengan merentangkan kedua tangan di tengah-tengah taman bunga yang berwarna-warni begitu indahnya dan tersinari oleh mentari pagi yang cerah.

Tataplah oleh mata anda bunga-bunga tersebut dengan memutarkan tubuh anda secara perlahan (searah jarum jam. Resapkanlah keindahan dari bunga-bunga itu pada hati dan pikiran anda, lalu ciumlah aroma wewangian yang keluar dirinya.

Dan harus dapat merasakannya dengan baik dan benar seperti kenyataan. Jika cara ini anda lakukan dalam satu bulan penuh dengan secara rutin dan tidak terputus dalam setiap harinya, maka kemanfaatan yang banyak akan anda peroleh.


Saran:
Mendengarkan irama musik untuk tujuan Teraphy Kosmik Qaf harus secara langsung dengan tanpa menggunakan Head Phones. Usahakanlah agar Tape anda memiliki dua salon (speaker) dan diletakan diarah kanan dan kiri sejajar bahu kita dengan jarak kurang lebih lima meter dengan volume suara yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan (sedang-sedang saja) posisi berdiam tubuh anda harus tengah-tengah antara dua speaker tersebut. Jika suara Tape anda memakai Double Surround, hal itu akan menjadi lebih baik dan mempercepat proses penyembuhan penyakit yang anda derita.

Mengenai Ruangan, pilihlah ruangan yang tidak berpendingin (AC) dengan ukuran luas minimal 6X6 M2 dan tinggi platform 3 M2. Akan tetapi yang terbaik adalah anda lakukan diudara terbuka dengan udaranya yang sejuk dan bersih serta terbebas dari polusi (ruing gunung) dan berdekatan dengan gemerecik suara air yang tidak terlalu keras. Jika cara ini dilakukan, berarti anda telah menyatukan diri dengan Alam semesta (makrokosmos bersatu dengan makrokosmos).

Bagi Ibu yang sedang mengandung atau hamil, saya sarankan untuk tidak ikut-ikutan untuk memperdengarkan irama musik untuk bayi yang ada didalam kandungannya dengan menempelkannya pada perut sang ibu, karena hal tersebut akan berakibat negatif pada kejiwaan si anak itu sendiri didalam proses pertumbuhannya kelak.


Hal ini disebabkan arus suara dari irama musik tersebut tidak terbendung dan tidak tersaring lagi, walaupun dengan suatu alasan perut sang ibu-lah sebagai penyaringya (sekat), irama musik akan menghunjam secara langsung kejiwa jabang bayi.

Oleh karena itu, yang terbaik adalah ibundanya sendiri yang mendengarkan irama musik tersebut. Bukankah ibu yang mengandung itu selalu terjalin hubungan yang sangat erat secara batiniah dengan bayi yang dikandungnya…?.

Baik disadari maupun tidak disadarinya, jika seorang ibu yang memperdengarkan irama musik anak dalam kandungannya, dengan jenis irama musik yang manapun, tentu saja si jabang bayi-pun akan mendapatkan manfaatnya pula dengan tanpa mengambil resiko dan efek negatif dari irama-irama musik tersebut ke diri bayi yang berada di dalam kandungannya, karena irama musik yang ditujukan kepada bayi dalam kandungan melalui telinga ibunya sudah mengalami proses positif, baik melalui telinga dan jiwa sang ibu itu sendiri.

Dan hal ini disebabkan oleh sumber bunyi yang menghasilkan gelombang masuk ke liang pendengaran sang ibu dengan menggetarkan gendang telinga, sehingga tulang-tulang osikel turut bergetar pula sampai ketingkap oval untuk mencairkan koklea lalu cairan tersebut menggerak-kan sel Reseptor organ korti untuk menghasilkan impuls saraf, dan dibawah ke otak oleh saraf pendengaran.

Oleh karenanya, semakin kuat gelombang bunyi, maka semakin banyak pula sel reseptor yang melakukan gerakan-gerakan yang keluar masuk untuk mengatur tekanan udara didalam agar terjadi keseimbangan dengan tekanan udara dari luar.


Memang benar, bahwa irama musik yang ditujukan pada bayi dalam kandungan akan memiliki pengaruhnya yang sangat kuat kepada sang bayi itu sendiri setelah masa pertumbuhan dan proses kedewasaannya kelak, akan tetapi sang ibu-pun harus benar-benar selektif dalam memilih jenis irama musik bagi bayi dalam kandungannya maupun bagi sang ibu itu sendiri, karena jika tidak ada kesesuaian atau kesukaan yang sama baik sang ibu maupun sang jabang bayi dengan jenis irama musik, maka proses pembentukkan atau pembentukan bayi didalam kandungan sang ibu tersebut akan mengakibatkan efek kejiwaan yang membekas sampai masa kedewasaannya.

Ia akan sering mengalami sakit-sakitan dari usia 6 bulan sampai usia 5 –7 tahun. Dan terjadi proses perubahan karakter (watak); Anak itu akan menjadi sangat pendiam sekali atau akan menjadi anak yang super aktif (nakal) dan suka membantah serta banyak menuntut ke orang tuanya.

Pada intinya, sang ibu harus menyukai terlebih dahulu jenis musik yang akan diperdengarkan kepada bayi di dalam kandungannya. Jadi bukan hanya sekadar mendengarkan saja.

Akan tetapi sang ibu-pun harus benar-benar menyukai jenis irama musik tersebut dan kondisi hati dan pikiran sang ibu-pun harus dalam keadaan senang dan bahagia, karena jika kondisi batin sang ibu dalam keadaan tidak tenang – gelisah dan banyak mengalami konflik didalam keharmonisan rumah tangganya, maka hal ini akan berpengaruh pula kepada jiwa bayi yang berada didalam kandungannya. Jangan pernah dengarkan isu-isu dan propaganda yang menyatakan, bahwa jika seorang bayi didalam kandungan diperdengarkan irama musik akan menjadikan dirinya kelak; Cerdas – Aktif dan penurut.


Hal tersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan jika sang ibundanya sendiri dalam kondisi banyak mengalami konflik. Dan kesimpulannya, jenis irama musik apapun yang didengar oleh seorang ibu yang sedang mengandung bayinya, asalkan hati dan pikiran sang ibu itu sendiri dalam keadaan senang dan bahagia, maka dampak positif akan masuk kedalam jiwa bayi didalam kandungannya. Selengkapnya...